Prosedur pembedahan invasif
minimal adalah prosedur bedah yang
kurang invasif dibandingkan dengan
teknik pembedahan terbuka yang
digunakan untuk tujuan yang sama. Prosedur ini melibatkan peralatan utama
sistim kamera untuk pengamatan langsung
area pembedahan melalui display monitor dengan perbesaran tertentu serta
penggunaan instrument pembedahan khusus
dalam melakukan prosedur lengkap.
Dengan penggunaan prosedur ini,
pasien hanya memerlukan sayatan kecil untuk memasukkan lensa telescop
(endoscope) baik tipe kaku ataupun fleksibel , serta sayatan di area tertentu
untuk memasukkan instrument bedah lain dalam melakukan prosedur. Penyelesaian akhir dari prosedur ini berupa
penutupan sayatan kecil menghasilkan luka yang kecil. Dengan demikina berbagai
manfaat dapat diambil oleh pasien diantaranya berkurangnya risiko infeksi , waktu pemulihan lebih cepat dan
rawat inap lebih pendek , atau memungkinkan pengobatan rawat jalan.
Aspek keamanan dari prosedur ini
menjadi suatu yang amat penting. Selain aspek skill
operator, dari aspek alat, tentunya yang paling menentukan adalah sistim kamera
yang mampu memberikan pandang ruang lapangan bedah yang baik, yang jelas dan
mendekati citra yang mirip dengan aslinya.
Perkembangan prosedur ini telah sangat berkembang pesat dan telah memberikan manfaat banyak pihak yan berkepentingan (stakeholder) seperti, pasien, rumah sakit, pihak asuransi, perusahaan dan ahli bedah. Seperti terlihat dalam gambar dibawah ini.
Saat ini akses informasi mengenai kesehatan menjadi lebih mudah bagi pasien termasuk
mengenai prosedur ini. Permintaan pasien untuk prosedur ini tentunya akan
meningkat. Rumah sakit dengan layanan prosedur ini akan menjadi target pasien
bahkan sumber rujukan. Ditambah lagi dengan semakin populernya akan hak-hak
pasien, diantaranya hak mencari opini kedua berpotensi pasien akan memilih
prosedur yang lebih baik. Dengan demikian layanan ini akan menjadi pembeda dari
rumah sakit yang ada di sekitarnya.
Hal lain sebagai pertimbangan, bahwa prosedur ini
dapat mengurangi waktu rawat inap (LoS,
Length of Stay) dengan demikian akan meningkatkan tingkat profitabilitas
rumah sakit. Kemudian menurunnya insidensi infeksi nosocomial yang dihubungkan
dengan tingkat sayatan pasien dan menurunnya angka rawat inap.
Bagi pasien, prosedur ini memberikan tingkat
sayatan yang rendah yang pada akhirnya dapat menurunkan volume jaringan yang
rusak dengan demikian akan memberikan manfaat menurunnya tingkat rasa sakit
pasca operasi, mengurangi risiko komplikasi, mempercepat pemulihan, secara
kosmetik tidak memberikan scar pada
kulit. Secara umum memberikan tingkat kepuasan pasien jauh lebih baik.
No comments:
Post a Comment