Monday, 12 May 2014

Perkembangan Teknologi Pencitraan Pemandu Pembedahan

Tulisan ini saya siapkan untuk sebuah majalah bedah minimal invasive yang akan terbit sebentar lagi. TIdak apa lah saya publish sekarang toh juga ini tulisan saya.

Fakta sejarah mencengangkan saya bahawa perang merupakan katalis utama dari kemajuan dunia medis modern termasuk teknik pembedahan. Ternyata itu memicu para ahli bedah untuk  mempraktekkan dan mempopulerkan  baik peralatan, obat-obatan dan teknik pembedahan. Kebanyakan malah masih dipakai saat ini.

Dimulai dari fakta sejarah penggunaan senjata api dan merriam besi canon pertama kali pada pertempuran  di Crechy, Perancis Utara antara pasukan Perancis dan Inggris pada tahun 1346. Kemudian penggunaan senapan mesin di tahun 1870 pada peperangan Franco dan Prussia. Senapan mesin ini memberikan efek luka yang lebih parah, mempercepat kematian karena terjadinya infeksi tetanus.

Setelah serentetan perang berikutnya seperti perang Crimean (1850), perang sipil di AS, periode ini para ahli medis pertempuran bekerja dari pengalaman memberikan kontribusi dengan dibangunnya bidang perawatan, terbentuknya organisasi palang  merah dan mendorong ditemukannya obat analgesic serta antiseptic.

Pada perang dunia I, terjadi kemajuan teknik pembedahan abdomen, operasi plastik , diperkenalkannya transfusi darah dan penggunaan imunisasi prajurit skala besar terhadap typhoid. Pada periode perang dunia II, diperoleh kemajuan penting dalam manajemen luka bakar, cairan infus, pemahaman yang lebih baik mengenai berbagai obat dan standarisasi perawatan. Juga mulai diperkenalkan penggunaan kantong plastik cairan infus, tubing set dan peralatan steril  lainnya  yang berbasis pada kemajuan pengetahuan prosedur aseptik. Dengan demikian kontaminasi dari pasien ke pasien telah dapat diminimalkan.

Baru diawal abad 20 pasca perang, terdapat kemajuan pesat dalam perkembangan obat-obat seperti antibiotik, anestesi yang membawa pada kemajuan pengobatan modern. Berbarengan dengan itu , hasil berbagai penemuan bahan kimia untuk berbagai material yang inovatif   membuahkan hasil dengan memberi kemajuan teknologi elektronik dan komputer (bahan semikonduktor), campuran bahan logam, senyawa polimer dan sebagianya, dengan demikian pula  mempercepat kemajuan di teknologi medis.

Beberapa teknologi medis  yang dugunakan sejak awal abad 20 ini diantaranya Elektro Kardiogram (EKG – 1903), stereotactic surgery (1908), endoscopy (1910), electroencephalography (EEG 1929), mesin dialysis (1943), kateter sekali pakai (1944), defibrillators (1947), ventilator (1949), penggantian panggul (1969), jantung buatan (1963), ultrasounds diagnostic (1965), kateter balon (1969), implant koklear (1969), bedah mata laser (1073), positron emission tomography (PET – 1976), magnetic resonance imaging (MRI 1980), bedah robot (1985), stent intravascular (1988).

Inovasi  teknologi sekarang ini telah menghasilkan pendekatan baru teknik pembedahan. Misalnya penggunaan teknik prosedur pembedahan terbuka yang memerlukan insisi yang besar sehingga menyisakkan luka yang luas mulai digantikan dengan  memberikan ruang  pengggunaan teknik invasive yang minimal, seperti prosedur laparoscopy.

Teknologi alat yang di implantasi dalam tubuh juga mengalami banyak kemajuan. Penemuan bahan materi yang tidak memicu thrombosis dan reaksi hypersensitif atau disebut lebih bio kompatibilitas dengan tubuh telah memungkinkan perkembangan teknologi implant, dari mulai stent coroner hingga hip replacement. Bahkan alat alat ini sekarang dengan bantuan desain computer dan mesin produksi presisi tinggi telah mampu dibuat secara  khusus bagi setiap individu atau sesuai kondisi pasien (personalized medicine). Begitupun pada kemajuan teknologi miniatur, yang memungkinkan diperkecilnya  ukuran alat elektronik yang dibuat yang juga  ditunjang oleh kemajuan teknologi batre, seperti kemajuan pada alat pace maker, dan cochlear implant.

Beberapa perubahan besar dalam teknologi medis modern yang telah terjadi sekarang ini terutama dalam bidang pencitraan. Kemajuan dalam teknologi 3D pada CT dan MRI selain membantu diagnosis, saat ini dapat membantu dalam menuntun prosedur intervensi, menjadi lebih terarah untuk langsung ke area targetnya dengan prinsip invasive yang minimal.  Hasil pencitraan data berbasis digital dari berbagai alat ini dapat difusikan dan digunakan pada berbgai tahapan dari mulai preoperative, intraoperative dan postoperative.


Kedepan kemajuan teknologi pencitraan pemandu untuk  pembedahan akan akan terus berkembang.

No comments: